Materi Terbaru:
Loading...


Kita Mengetahui, Tapi Sayang, Kita Tidak Mengamalkan | Materi Khusus Sabtu | Materi Tematik | Ustadz Badrusalam, Lc

BimbinganIslam.com
Sabtu, 20 Rajab 1436 H / 9 Mei 2015 M
Artikel Tematik
-------------------------

Kita Mengetahui, Tapi Sayang, Kita Tidak Mengamalkan

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengisahkan: "Seorang anak perempuan meninggal karena Thoun, kemudian ayahnya melihatnya di dalam mimpi, maka ayahnya berkata kepadanya: "Wahai anakku kabarkan kepadaku tentang akhirat!"

Anak perempuan itu menjawab: "Kami telah melewati perkara yang sangat besar, dan sesungguhnya kita telah mengetahui, tapi kita tidak mengamalkannya. Demi Allah, sesungguhnya satu ucapan tasbih atau satu rakaat sholat yang tertulis dalam lembaran amalku lebih aku sukai daripada dunia dan seluruh isinya"..

Berkata Ibnul Qayyim: "Anak perempuan itu telah mengatakan perkataan yang dalam maknanya (sesungguhnya kami mengetahui, tapi kita tidak mengamalkan), akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahami maknanya.."

Kita mengetahui, bahwa ucapan سبحان الله وبحمده Subhanallahi wa bihamdihi sebanyak 100 kali  akan  menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan. Akan tetapi sayang.. Berapa banyak hari kita yang berlalu tanpa kita mengucapkannya sedikitpun..

Kita mengetahui, bahwa pahala  dua rakaat Dhuha setara  dengan pahala 360 shodaqah, akan tetapi sayang.. Hari berganti hari tanpa kita melakukan sholat Dhuha...

Kita mengetahui, bahwa orang yang berpuasa sunnah karena Allah satu hari saja, akan dijauhkan wajahnya dari api  neraka sejauh 70 musim atau 70 tahun perjalanan. Tapi sayang, kita tidak mau menahan lapar..

Kita mengetahui, bahwa siapa yang menjenguk orang sakit akan diikuti oleh 70ribu malaikat yang memintakan ampun untuknya.. Tapi sayang, kita belum juga menjenguk satu orang sakit pun pekan ini..

Kita mengetahui, bahwa siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya sebesar sarang burung, akan dibangunkan sebuah rumah di surga. Tapi sayang, kita tidak tergerak untuk membantu pembangunan masjid walaupun hanya dengan beberapa puluh ribu..

Kita mengetahui, bahwa siapa yang membantu janda dan anak yatimnya, pahalanya seperti berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang berpuasa sepanjang hari tanpa berbuka, atau orang yang sholat sepanjang malam tanpa tidur.  Tapi sayang, sampai saat ini kita tidak berniat membantu seorang janda pun..

Kita mengetahui, bahwa orang yang membaca satu huruf dari Al Qur'an, baginya sepuluh kebaikan dan satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh kali. Tapi sayang, kita tidak pernah meluangkan waktu membaca Al Qur'an dalam jadwal harian kita...

Kita mengetahui, bahwa haji yang mabrur, tidak ada pahala baginya kecuali surga, dan akan diampuni dosa-dosanya sehingga kembali suci seperti saat dilahirkan oleh ibunya. Tapi sayang,  kita tidak bersemangat untuk melaksanakannya, padahal kita mampu melaksanakannya..

Kita mengetahui, bahwa orang mukmin yang paling mulia adalah yang yang paling banyak sholat malam, dan bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya tidak pernah meremehkan sholat malam di tengah segala kesibukan dan jihad mereka. Tapi sayang kita terlalu meremehkan sholat malam..

Kita mengetahui, bahwa hari kiamat pasti terjadi, tanpa ada keraguan, dan pada hari itu Allah akan membangkitkan semua yang ada di dalam kubur. Tetapi sayang, kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk hari itu..

Kita sering menyaksikan orang-orang yang meninggal mendahului kita, tetapi sayang, kita selalu larut dengan senda gurau  dan permainan dunia seakan kita mendapat jaminan hidup selamanya dan tidak akan akan menyusul mereka..

Wahai Saudaraku yang dirahmati Allah.. Semoga kita segera merubah keadaan kita mulai detik ini, dan mempersiapkan datangnya hari perhitungan yang pasti akan kita hadapi..

Hari dimana kita mempertanggung jawabkan setiap perbuatan kita di dunia..

Hari ketika lisan kita dikunci, sedangkan mata, kaki, dan tangan kita yang menjadi saksi..

Dan pada  hari itu, setiap orang akan lari dari saudaranya, ibu dan bapaknya, teman-teman dan anaknya, karena  pada hari itu setiap orang akan disibukkan dengan urusannya masing-masing..


Diterjemahkan oleh Ummu Sholih
Di kota Madinah
__________________________
Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

Kritik dan saran untuk Group Bimbingan Islam silahkan disampaikan kepada kami melalui:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
Macam-Macam Air Yang Diperbolehkan Untuk Bersuci - Kitab Thaharah | Fikih - Matan Abu Syuja' | Ustadz Fauzan ST, MA



BimbinganIslam.com
Jum'at, 19 Rajab 1436 / 8 Mei 2015
Ustadz Fauzan ST, MA
Matan Abu Syuja' | Kitab Thaharah
Kajian 04 | Macam - Macam Air Yang Diperbolehkan Untuk Bersuci
Download Audio dan Transkrip
http://goo.gl/iWEn9a
~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Silahkan download Audio materi pembahasan ini (Untuk mendownload, Setelah layar terbuka tekan CTRL+S lalu simpan. Atau dengan cara klik kanan > Save as, lalu simpan):

Download Audio

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


بسم اللّه الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله, أما بعد.



Para sahabat Bimbingan Islam sekalian yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, pada halaqoh yang ke-4 ini kita akan membacakan Kitab Matan Abu Syuja', semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberkahi dan memudahkan kita semua.

Berkata Penulis ini, كِتَابُ الطّهَارَةِ

AthThoharoh makna secara bahasa, dia adalah annazhoofah (أَلنَّظَافَةُ), yaitu kebersihan. Dan secara istilah dia adalah

عِبَارَةٌ عَنْ رَفْعِ الْحَدَثِ وَ إِزَالَةِ النَّجَسِ


Proses mengangkat hadats dan menghilangkan najis.
AlHadats adalah sifat atau status pada diri seseorang yang menghalangi dari sholat dan ibadah-ibadah yang lainnya yang disyaratkan pada ibadah tersebut thaharah.

Misalnya seorang yang keluar angindari duburnya, maka statusnya dia berhadats dan menghalanginya untuk melaksakan ibadah sholat sampai dia thaharah (berwudhu) yang mengangkat hadats tersebut.

Dan menghilangkan najis, najis adalah segala sesuatu zat yang kita diwajibkan secara syariat secara syarah untuk bersuci darinya. Misalnya kotoran manusia, seseorang yang terkena kotoran manusia, maka dia wajib untuk membersihkannya, sebelum dia melaksanakan ibadah sholat.

Para sahabat sekalian yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, para ulama rahimahullāhu Ta'āla memulai kitab fiqh mereka dimulai dengan pembahasan kitab thaharah, karena kitab ini berkaitan dengan kitab Sholat, dimana sholat disyaratkan untuk bersuci sebelum melaksanakan ibadah tersebut. Dan penulis disini memulai kitab thaharah dengan menjelaskan tentang bermacam-macam jenis-jenis air yang bisa digunakan untuk bersuci.

Berkata Penulis rahimahuLLah:

الْمِيَاهُ الَّتِي يَجُوْزُ التَّطْهِيْرُ بِهَا سَبْعُ مِيَاهٍ


Bahwasanya air yang diperbolehkan untuk digunakan dalam bersuci ada 7 macam;

1⃣ Yang pertama مَاءُ السَّمآءِ, Air langit yaitu air hujan. Dalilnya adalah dalam surat AlAnfal 11. Allāh تعالى berfirman:

... وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّنَ السَّمَاءِ مَاءً لِّيُطَهِّرَكُم بِهِ...


Dan Dia Allāh Subhānahu wa Ta'āla menurunkan kepada kalian air dari langit, agar kalian bersuci dengan nya.

2⃣ Kemudian yang kedua وَمَاءِ الْبَحْرِ, yaitu air laut. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang diriwayatkan dalam asyhabu sunnah, Rasulullah bersabda tatkala ditanya tentang air laut, beliau mengatakan:

وَالطَّهُورُ ماؤُهُ ، الحِلُّ ميتتُهُ.


Bahwasanya air tersebut suci, airnya suci dan halal bangkainya.

Yaitu hewan air laut apabila menjadi bangkai, maka halal.

3⃣ Kemudian yang ketiga و ماء النهر, air sungai, dan ini adalah ijma' para ulama, bahwasanya air sungai adalah yang suci. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:

مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهَرٍ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فيه كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ ». وَمَا يُبْقِى ذَلِكَ مِنَ الدَّرَنِ

Permisalan sholat lima waktu adalah seperti sungai yang mengalir yang melimpah ruah airnya di depan pintu seseorang diantara kalian, kemudian dia mandi setiap hari lima waktu, maka apakah tersisa sedikit pun kotoran ? (HR Muslim)

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memisalkan dengan air sungai yang digunakan untuk bersuci.

4⃣ Kemudian yang keempat مَاءُ الْبِئْرِ, air sumur. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, dimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berwudhu dari air sumur Budho'ah dan tatkala Rasulullah ditanya, maka beliau mengatakan الْمَاءُ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ, bahwasanya air itu tidak menajiskan segala sesuatu apapun.

5⃣ Kemudian yang kelima, وَمَاءُ  الْعَيْنِ, mata air yang maknanya sama dengan air laut dan air sungai, maka hukumnya pun suci.

6⃣ Kemudian وَمَاءُ الثَّلْجِ air salju,

Dan وَمَاءُ الْبَرَدِ dan air embun.

📖 Dalilnya adalah hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam do'a iftitah, beliau berdo'a:

اللهم اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ


Ya Allāh, cucilah dosa-dosaku dengan air salju dan air embun.

Demikian yang bisa kami sampaikan.

Washshallallaahu 'alaa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallim.
__________________________
Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran


Bertabarruk (Mencari Barakah) | Silsilah Belajar Tauhid | Halaqah 08 | Ustadz Abdullah Roy, MA

BimbinganIslam.com
Kamis, 18 Rajab 1436 H / 7 Mei 2015 M
Ustadz Abdullāh Roy, MA
Silsilah Belajar Tauhid
Halaqah 08 | Bertabarruk (Mencari Barakah)
Download Audio dan Transkrip
http://goo.gl/iWEn9a
~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Silahkan download Audio materi pembahasan ini (Untuk mendownload, Setelah layar terbuka tekan CTRL+S lalu simpan. Atau dengan cara klik kanan > Save as, lalu simpan):

Download Audio

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله


Ini adalah halaqoh yang ke-8 dari silsilah belajar tauhid, berjudul Bertabarruk (Mencari Barakah)

Kaum muslimin, barokah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah Dzat yang berbarokah, artinya banyak kebaikannya.

Allāh berfirman : (QS: Al-A'raf Ayat: 54)

...ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ اللهُ ﺭَﺏُّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ


Dan Allāh-lah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian makhluknya, sehingga makhluk tersebut  menjadi makhluk yang berbarokah dan banyak kebaikannya.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman :

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ


’’Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allāh letakkan bagi manusia untuk beribadah adalah yang ada di Makkah dan berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam‘’. (Ali Imron 96)

Ka’bah diberikan barokah oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan cara mendapatkan barokahnya/kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah disana.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga berfirman :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ


’’Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an pada malam yang berbarokah, sesungguhnya Kami memberikan peringatan’’. (AdDukhān 3)

Malam lailatul qadr adalah malam yang berbarokah dan cara mendapatkan barokahnya dan juga kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut.

Seorang ulama berbarokah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut.

Disana ada barokah yang sifatnya dzatiyah, yaitu dzat yang berbarokah, dimana barokah seperti ini bisa berpindah. Barokah jenis ini hanya Allāh berikan kepada para Nabi dan juga Rasūl. Oleh karena itu dahulu para sahabat Nabi bertabaruk dengan bekas wudhu Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam , rambut beliau, keringat beliau dan lain-lain. Sepeninggal beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam mereka tidak melakukan hal ini kepada Abu Bakar dan Umar dan para sahabat yang lain dan ini menunjukan bahwasanya inilah kekhususan para Nabi dan juga para Rasul.

Meminta barokah hanya kepada Allāh dan dengan cara yang disyariatkan. Adapun meminta barokah dari Allāh dengan sebab yang tidak disyariatkan seperti dengan mengusap dinding masjid tertentu atau mengambil tanah kuburan tertentu dan lain-lain, maka ini termasuk dalam syirik  kecil.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla  memberkahi kita dan keluarga kita.

Itulah halaqah yang kedelapan dan sampai berjumpa kembali pada halaqah selanjutnya.

وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين  


Saudaramu Abdullah Roy
_____________________
Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran

Anjuran Menjilat Jari Sesudah Makan
Kitābul Jāmi' - Bulughul Māram | Hadits ke-6 | Ustadz Firanda Andirja, MA


BimbinganIslam.com
Rabu, 17 Rajab 1436 H / 6 Mei 2015 M
Ustadz Firanda Andirja, MA
Kitābul Jāmi' | Bulughul Maram
Hadits ke-6 | Anjuran Menjilat Jari Sesudah Makan
Download Audio dan Transkrip
http://goo.gl/iWEn9a
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Silahkan download Audio materi pembahasan ini (Untuk mendownload, Setelah layar terbuka tekan CTRL+S lalu simpan. Atau dengan cara klik kanan > Save as, lalu simpan):

Download Audio

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله


Ikhwan dan akhwat, kita masih bersama Kitābul Ādāb dari Kitābul Jāmi' yang terdapat di akhir dari Bulughul Marām karangan Ibnul Hajar AsySyāfi'I rahimahullāhu Ta'āla.

Kita sekarang masuk pada halaqah yang ke-8,

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم: «إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا, فَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ, حَتَّى يَلْعَقَهَا, أَوْ يُلْعِقَهَا». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. (١)


Hadits dari Ibnu 'Abbas radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu beliau berkata: Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: Jika salah seorang dari kalian makan makanan jangan dia usap tangannya sampai dia menjilat tangannya tersebut. Atau dia menjilatkan tangannya tersebut.  [Muttafaqun Alaihi]
Kata Ibnu Hajar diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Ikhwan dan akhwat, hadits ini menjelaskan tentang salah satu adab daripada adab dalam memakan.

Seorang yang makan hendaknya dia membersihkan makanan. Dan inilah adab Islam yang sangat indah agar kita dijauhkan dari sikap tabdzir, dijauhkan dari sikap kufur kepada nikmat.

Bayangkan kalau makanan yang lezat belum habis kemudian kita cuci piringnya tersebut atau kita cuci tangan kita sehingga mengalirlah makanan tersebut bersama kotoran-kotoran, ini merupakan bentuk dari tidak bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karenanya, Islam mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allāh berikan kepada kita.

Dalam hal makanan, kita berusaha menghabiskan makanan tersebut. Seorang makan sesuai dengan keperluannya. Dan tatkala dia ambil makanan tersebut, maka dihabiskan, jangan sampai ada yang dibuang sehingga dia menjilat sisa-sisa makanan yang ada. Baik yang ada di tangannya ataupun yang ada di piringnya.

Maksud Nabi disini bukanlah tatkala sedang makan dijilat-jilat tangannya kemudian dia makan lagi apalagi tatkala sedang makan berjama'ah, tidak. Maksudnya di akhir tatkala selesai makan, selesai makan dibersihkan.

Karena dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

إِنَّكُمْ لاَ تَدْرُونَ فِى أَيِّهِ الْبَرَكَةُ


Kalian tidak tahu dibagian mana makanan tersebut yang ada keberkahannya.

Tatkala makanan banyak dihadapan kita, Allāh meletakkan barakah di sebagian makanan tersebut, kita tidak tahu dimana barakah tersebut, apakah di awal makanan kita, apakah ditengah makanan kita atau di akhir makanan kita.

Dan kalau pas kita mendapati keberkahan makanan tersebut maka ini akan berpengaruh dengan ibadah kita, keberkahan membuat kita sehat, diberkahi oleh Allāh makanan tersebut sehingga, buat kita sehat, buat kita semangat untuk beribadah. Ini Allāh berikan keberkahan kepada makanan tersebut.

Maka seseorang berusaha untuk menghabiskan makanannya sehingga dia bisa pasti mendapat keberkahan makanan tersebut.

Karena diajarkan bagi kita untuk menjilat-jilat tangan kita yang masih bersisa-sisa makanan.

Demikian juga kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam: Atau dia jilatkan kepada oranglain (أَوْ يُلْعِقَهَا), maksudnya yaitu seperti antara suami dan istri, diantara bentuk rasa cinta suami dan istri, istri terkadang menjilat tangan suaminya atau suami menjilat tangan istrinya.

Dan ini diantara perkara yang disunnahkan, tidak jadi masalah kalau mereka sedang makan, mereka saling suap menyuapi diantara mereka, atau saling jilat jari jemari mereka atau antara ayah dengan anak, ini tidak mengapa dan diajarkan dalam Islam.

Oleh karenanya, jangan dengarkan perkataan sebagian orang yang merendahkan adab Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam masalah ini. Mereka mengatakan "Apa itu Islam, kok adabnya buruk? Sampai menjilat-jilat jari. Ini adalah perkara yang menjijikkan. Ini tidak benar.

Maksud Nabi bukan kita menjilat-jilat jari kita tatkala sedang makan bersama tengah makan.

Maka maksudnya adalah setelah di akhir makan, untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Tidak ada sedikit makananpun yang kita buang, tapi semuanya kita makan.

Dan kita ingat, masih banyak orang-orang miskin yang kesulitan mendapatkan makan. Masih banyak orang miskin yang kelaparan.

Apakah kita kemudian makan kemudian ada sisanya lalu kita buang? Seandainya sisa-sisa tersebut kita habiskan menunjukkan rasa syukur kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Demikianlah apa yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini.

Wabillāhit taufiq wal hidāyah.
Assalāmu'alaykum warahmatullāh wabarakātuh.
__________________________
Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran


Termasuk Syirik Memakai Jimat
Silsilah Belajar Tauhid | Halaqah 07 | Ustadz Abdullah Roy, MA


BimbinganIslam.com
Selasa, 16 Rajab 1436 H / 5 Mei 2015 M
Ustadz Abdullāh Roy, MA
Silsilah Belajar Tauhid
Halaqah 07 | Termasuk Syirik Memakai Jimat
Download Audio dan Transkrip
http://goo.gl/iWEn9a
~~~~~~~~~~~~~~~


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Silahkan download Audio materi pembahasan ini (Untuk mendownload, Setelah layar terbuka tekan CTRL+S lalu simpan. Atau dengan cara klik kanan > Save as, lalu simpan):

Download Audio

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله


Halaqoh yang ke-7 dari silsilah belajar tauhid, Termasuk Syirik Memakai Jimat

Saudaraku sekalian, Allāh Azza wa Jall adalah Dzat yang memberi manfaat dan mudhorot. Kalau Allāh menghendaki memberikan manfaat pada seseorang maka tidak akan ada yang bisa mencegahnya, demikian pula sebaliknya ketika Allāh menghendaki untuk menimpakan musibah kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa menolaknya.

Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang muslim untuk hanya bergantung kepada Allāh semata dan merasa cukup dengan Allāh dalam usaha mendapatkan manfaat dan menghindari mudhorot, seperti dalam mencari rejeki, mencari keselamatan, mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain. Dan tidak bergantung sekali-kali kepada benda-benda yang dikeramatkan seperti jimat, wafak, susuk dan berbagai jenisnya

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam  bersabda :

مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ


’’Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (yaitu jimat dan yang semisalnya) maka sungguh dia telah berbuat syirik". (HR Ahmad dan shahikan oleh Syaikh Albani)

Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab (perantara) maka ini termasuk syirik kecil, karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab, padahal yang berhak untuk menentukan sesuatu itu sebab atau tidak adalah Dzat yang menciptakan yaitu Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kemudian apabila dia meyakini bahwa barang tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan memberikan madharot maka ini termasuk syirik besar yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memudahkan kita dan saudara-sadara kita untuk meninggalkan perbuatan syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan ketergantungan hati kita dan mereka hanya kepada Allāh.

Hasbunallaah wa ni'mal wakiil.

Itulah halaqah yang ketujuh dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.


وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين  



Akhukum Abdullah Roy
__________________________
Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran


Adab-Adab Bermajelis
Kitābul Jāmi' - Bulughul Māram | Hadits ke-5 | Ustadz Firanda Andirja, MA

BimbinganIslam.com
Senin, 15 Rajab 1436 H / 4 Mei 2015 M
Ustadz Firanda Andirja, MA
Kitābul Jāmi' | Bulughul Maram
Hadits ke-5 | Adab-Adab Bermajelis
Download Audio dan Transkrip
http://goo.gl/iWEn9a


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Silahkan download Audio materi pembahasan ini (Untuk mendownload, Setelah layar terbuka tekan CTRL+S lalu simpan. Atau dengan cara klik kanan > Save as, lalu simpan):

Download Audio

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله


Kita masuk pada halaqoh yang ke-7 tentang Baabul Adab.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "لاَ يُقِيْمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَجْلِسِهِ ثُمَّ يَجْلِسُ فِيْهِ، وَلَكِنْ تَفَسَّحُوْا وَتَوَسَّعُوْا." مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.


Hadits dari Ibnu 'Umar radhiyallāhu Ta'ālā 'anhuما beliau berkata: Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: Janganlah seseorang membedirikan saudaranya dari tempat duduknya kemudian dia gantikan posisi tempat duduk saudaranya tersebut, akan tetapi hendaknya mereka melapangkan dan merenggangkan.
(Muttafaqun 'alaih), kata AlHafizh Ibnu Hajar hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, hadits ini kembali menjelaskan kepada kita tentang agungnya Islam. Bahwasanya Islam mengajarkan berbagai macam adab, diantaranya adab terhadap perkara-perkara yang dianggap sepele, seperti adab bermajelis, diatur dalam Islam.

Dalam hadits ini diajarkan 2 adab kepada kita:

1) Adab yang pertama, adab yang berkaitan dengan orang yang datang terlambat di majelis.


Orang tersebut jika datang terlambat di majelis maka hendaknya dia duduk dimana tempat dia berada, tempat dia dapat, ada tempat yang lapang yang kosong maka dia duduk disitu.

Jangan sampai dia kemudian masuk ke tengah-tengah majelis melewati pundak-pundak orang atau membedirikan seorang disuruh pergi kemudian dia menggantikan tempat duduk tersebut. Ini tidak diperbolehkan. Siapa pun orangnya, karena hal ini menunjukkan adanya keangkuhan dan Islam tidak menginginkan hal ini.

Islam mengajarkan tawadhu', kalau ada saudara kita yang sudah lebih dulu duduk ditempat tersebut maka bukan hak kita untuk membuat dia berdiri kemudian kita menggantikan posisinya duduk ditempat tersebut.

Jadi yang pertama berkaitan dengan adab yang datang orang yang terlambat datang dalam majelis.


2) Adab yang kedua berkaitan dengan orang-orang yang sudah terlanjur lebih dahulu duduk.


Maka yang dianjurkan kepada mereka untuk melapangkan majelis.

Bahkan Allah menyebutkan hal ini dalam AlQur'an, kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ


"Wahai orang-orang yang beriman, jika dikatakan kepada kalian lapangkanlah majelis kalian, renggangkanlah majelis kalian maka renggangkanlah/lapangkanlah, niscaya Allah akan beri kelapangan pada kalian." (AlMujadilah 11)

Artinya kalau kita lihat saudara kita yang datang terlambat ingin masuk di majelis maka segera kita lapangkan dan berikan dia tempat agar dia bisa duduk menghadiri majelis kita bersama-sama.

Dan ini merupakan adab yang berkaitan dengan orang-orang yang sudah datang terlebih dahulu.

Demikian juga jika ternyata orang yang terlambat datang tadi mengatakan: Yaa ikhwan tafassahu, tolong berikan saya tempat, tolong berikan saya tempat, maka kita dengarkan ucapannya sebagaimana perintah Allah tadi idza qiila lakum, dikatakan kepada kalian lapangkanlah dan renggangkanlah maka lakukanlah, lapangkanlah maka niscaya Allah akan berikan kelapangan pada kalian.

Sungguh indah adab-adab Islam, mengajarkan bagaimana adab dalam bermajelis.

Para ulama juga menyebutkan majelis yang dimaksud dalam hadits ini adalah majelis umum yang berkaitan dengan kebaikan, oleh karenanya termasuk ke dalamnya adalah majelis dzikir misalnya, atau misalnya majelis ilmu, majelis pengajian misalnya atau misalnya majelis shalat Jum'at, orang-orang menunggu shalat Jum'at sementara majelis sudah full maka kalau masih ada tempat yang renggang maka hendaknya dia memberikan tempat pada saudaranya.

Ini menunjukkan saling cinta kasih diantara saudaranya, jadi ingin saudaranya juga menghadiri majelis kebaikan, dia tidak ingin menyakiti saudaranya, dia berikan waktu kesempatan kepada saudaranya untuk ikut dalam majelis tersebut, ini menunjukkan semuanya akan keindahan Islam.

Yang jadi pertanyaan misalnya, ada seseorang ustadz misalnya datang/hadir dalam majlis kemudian ada muridnya yang tidak enak sama ustadz tersebut kemudian berdiri mengatakan mempersilakan ustadz tadi untuk duduk. Maka apa yang dilakukan ustadz ini? Apakah dia duduk menggantikan tempat muridnya tersebut?

Min baabil wara', kalau kita wara', maka hendaknya kita tidak mengambil posisi murid kita tersebut meskipun dia dalam rangka untuk menghormati kita.

Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh sahabat Ibnu 'Umar radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu. Ibnu 'Umar radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu kalau dia datang di majelis langsung karena sebagian orang menghormati dia, maka orang tersebut mempersilakan Ibnu 'Umar untuk menggantikan posisinya, namun Ibnu 'Umar pun tidak mau. Dia tidak mau, dia tawarru', dia tidak ingin mengambil hak orang lain padahal mereka karena menghormati Ibnu 'Umar.

Para ulama mengatakan demikianlah adab yang seharusnya kalau kita datang kemudian ada orang yang berdiri mempersilakan untuk mengambil posisinya maka kita tolak.

Kecuali khawatir kalau orang tersebut akan tersinggung misalnya atau karena orang tersebut sangat cinta kepada kita maka ini masalahnya lain, kita ingin memasukkan rasa senang pada dirinya maka tidak mengapa kita duduk kalau memang halnya sudah demikian. Akan tetapi kalau sekedar dia malu maka tidak boleh kita mengambil hak orang lain.

Demikianlah para ikhwan dan akhwat, semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla mudahkan kita untuk bisa menjalankan adab-adab Islami, adab-adab Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, sehingga kita bisa bertemu dengan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam di surga kelak.


Aamiin Yaa Rabbal 'aalamiin.
Assalaamu'alaykum warahmatullaah wabarakaatuh.
__________________________
Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran


Keutamaan Bulan Rajab | Materi Khusus Sabtu | Materi Tematik | Ustadz Badrusalam, Lc

BimbinganIslam.com
Sabtu, 13 Rajab 1436 H / 2 Mei 2015 M
Artikel Tematik
Ustadz Badrusalam, LC
-------------------------


KEUTAMAAN BULAN RAJAB

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله نبينا محمد و على آله و صحبه و من واله
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمد عبده ورسوله
و قال الله تعالى في كتابه الكريم: ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون, أم بعد.


Ayyuhal ikhwah a'āzaniyallāhu wa iyyakum, kita berada di bulan Rajab. Dan Rajab merupakan bulan yang haram, karena Allāh Subhānahu Wa Ta'āla menciptakan 1 tahun itu ada 12 bulan. Dan diantara 12 bulan itu ada 4 bulan haram.

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ


"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allāh adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allāh di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allāh beserta orang-orang yang bertakwa." (At-Taubah 36)

Allāh Subhānahu Wa Ta'āla menyebutkan bahwa jumlah bulan ada 12 dan diantaranya ada 4 bulan yang haram, yaitu bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Kenapa disebut dengan bulan haram? Dan apa keistimewaan bulan haram yang termasuk padanya bulan Rajab?
Ketahuilah yā akhī, bahwa disebut dengan bulan haram karena bulan itu adalah bulan yang suci. Dan dahulu orang-orang Arab yang mensucikan bulan tersebut, terlebih kaum Mudhar yang sangat menghormati bulan Rajab karena menurut mereka bulan Rajab adalah bulan yang sangat mulia sekali. Makanya disebut dengan Rajab Mudhar.

Allāh Subhānahu Wa Ta'āla dalam ayat ini mengatakan: "Janganlah kalian menzhalimi diri kalian pada bulan-bulan tersebut."

Padahal, berbuat zhalim di selain bulan tersebut diharamkan, akan tetapi Allāh MENGKHUSUSKAN larangan berbuat zhalim di bulan tersebut menunjukkan bahwa perbuatan zhalim dibulan haram itu dilipatgandakan dosanya oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla.

Pada masa dahulu, orang-orang Arab jahiliyyah sangat menghormati bulan-bulan haram itu, mereka tidak melakukan peperangan & membunuh dibulan haram. Walaupun mereka jahiliyyah tetapi masih ada sisa-sisa agama Nabi Ibrāhīm.

Maka, bulan-bulan haram itu hendaknya kita berusaha untuk menghormatinya dengan cara menjauhi keharaman-keharaman dibulan tersebut karena bulan itu merupakan bulan suci, bulan yang hendaknya kita jauhi berbagai macam maksiat.

Dan dibulan tersebut, kemaksiatan & kezhaliman dilipatgandakan dosanya disisi Allāh Subhānahu Wa Ta'āla. Maka kita berkewajiban menghormati bulan-bulan haram ini.

Diantara keutamaan bulan Rajab adalah Syahrullāh, dan Sya'ban adalah Syahrī, dan Ramadhān adalah Syahri Ummatī...

Ketahuilah, para ulama mengatakan bahwa hadits ini adalah HADITS PALSU !

Ini adalah dusta terhadap Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Al-Hafizh Ibnu Hajar didalam kitab beliau menjelaskan bahwa semua hadits-hadits yang berhubungan yang menyebutkan keutamaan bulan Rajab, itu tidak lepas dari:
⑴ Hadits yang palsu
⑵ Hadits yang lemah

Tidak ada satupun yang shahīh KECUALI penyebutan bulan Rajab adalah bulan yang diharamkan oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla.

Maka dari itu, tidak ada amalan khusus dalam bulan Rajab, tidak ada sama sekali Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengkhususkan umrah di bulan Rajab atau amalan tersendiri di bulan Rajab, tidak.

Akan tetapi bulan Rajab seperti bulan-bulan haram yang lainnya dimana amalan shalih dibulan-bulan itu dilipatgandakan, amalan burukpun dilipatgandakan oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla.

Maka kewajiban kita kaum mu'minin untuk menghormati bulan Rajab sebagaimana menghormati bulan-bulan haram yang lainnya.

Mudah-mudahan kita senantiasa termasuk orang-orang yang menjaga kesucian bulan Rajab dan bulan-bulan haram yang lainnya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك


Sumber: https://youtu.be/gmczAZQxbtQ
__________________________
📦 Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

📝 Kritik dan saran untuk Group Bimbingan Islam silahkan disampaikan kepada kami melalui:
🌐 http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran

Sumber Bahagia Dunia Akhirat
Materi Khusus Sabtu | Materi Tematik | Ustadz Abdullāh Taslim, MA

BimbinganIslam.com
Sabtu, 13 Rajab 1436 H / 2 Mei 2015 M

Artikel Tematik | Motivasi Islam
Ustadz Abdullāh Taslim, MA
-------------------------


SUMBER BAHAGIA DUNIA AKHIRAT

Transkrip:

Setiap orang ingin hidup bahagia...

Setiap manusia mendambakan kehidupannya penuh dengan kedamaian dan ketenangan dalam menjalani semua urusannya dalam kehidupan di dunia...

Tetapi...

Tahukah kita bahwa sebenarnya kebahagiaan kita itu dekat?

Hanya kita yang kurang memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Allāh Subhānahu Wa Ta'āla berfirman dalam Al-Qurān:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ


"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allāh. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allāh-lah hati menjadi tenteram." (Ar-Ra'd : 28)

Ketahuilah hanya dengan mengingat Allāh, menyebut namaNya, mempelajari petunjukNya dan mengamalkannya maka hati manusia akan menjadi tenang & jiwanya menjadi damai.

Dalam ayat lain Allāh Subhānahu Wa Ta'āla berfirman;

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَر أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِن فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاة طَيِّبَة وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ


"Barangsiapa yang melakukan amalan shalih dari kalangan laki-laki dan perempuan dalam keadaan dia beriman, maka sungguh Kami akan berikan untuknya KEHIDUPAN yang INDAH yang PENUH dengan KEBAHAGIAAN di dunia dan akhirat dan Kami akan memberikan balasan yang lebih baik baginya daripada apa yang dikerjakannya di dunia." (An-Nahl 97)

Subhānallāh...

AL-QURĀN ADALAH SUMBER KEBAHAGIAAN KITA.

Ta'at kepada Allāh, belajar petunjukNya dan mengamalkannya merupakan sumber kebahagiaan yang sangat dekat dalam kehidupan kita.

Tapi sayang....

Kita kurang memanfaatkannya.

Coba camkan perkataan imam ahli sunnah yang terkenal berikut ini...

Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh Ta'āla berkata:

إن في الدنيا جنة من لم يدخلها لم يدخل جنة الآخـــرة


"Sesungguhnya di dunia ini ada surga, barangsiapa yang belum masuk ke dalam surga di dunia ini maka dia tidak akan masuk surga di akhirat nanti."

Apakah arti surga dunia tersebut?

Surga dunia yang Beliau maksudkan adalah KENIKMATAN, KEBAHAGIAAN HIDUP, KETENANGAN JIWA & KEDAMAIAN HATI ketika seseorang belajar petunjuk Allāh, memahaminya dan mengamalkannya ke dalam kehidupannya.

Inilah yang disebut kenikmatan surga yang Beliau ungkapkan dengan istilah SURGA DUNIA.

Yang barangsiapa belum merasakannya di dunia, maka dia tidak akan masuk ke dalam surga di akhirat nanti.

Berarti, kenikmatan yang akan didapatkan oleh manusia di sisi Allāh Subhānahu Wa Ta'āla disurgaNya nanti, tergantung dari kenikmatan yang dia rasakan sewaktu di dunia, yaitu ketika dia belajar petunjuk Allāh, belajar tentang keimanan, tauhid dan keyakinan kepada Allāh kemudian mengamalkannya dalam kehidupannya.

Semoga Allāh Subhānahu Wa Ta'āla mudahkan segala kebaikan untuk diri kita dan untuk seluruh kaum muslimin dengan taufiq dan karuniaNya.

الحمد لله رب العلمين


Sumber:
__________________________
Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

Kritik dan saran untuk Group Bimbingan Islam silahkan disampaikan kepada kami melalui:

http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran